Cable

Cable

Tukang Listrik

Tukang listrik Panggilan Jabotabek Kami pastikan instalasi listrik terpasang secara benar dan aman. utk wilayah JABODETABEK


Layanan jasa Panggilan listrik untuk Area Jakarta:

1. Pemasangan Instalasi Listrik Baru
2. Pemasangan Kabel Telp
3. Pemasangan Kabel LAN
4. Pemasangan Kabel TV
5. Perapian / Pengecekan Instalasi Listrik Lama
6. Perbaikan Kerusakan Listrik Rumah Tinggal, Gedung, Kios, Ruko, Dll
7. Pemasangan peralatan listrik maupun aksesorisnya
8. Pengecekan konsleting
9. Penambahan Atau Pemindahan Lampu, Stop kontak, Outlet Telp, Tv
10. Pemasangan Arde Ground

Menerima pekerjaan untuk RUMAH,RUKO,GEDUNG/PERKANTORAN ,DLL. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi kami.Terima kasih.

Masalah kelistrikan anda terselesaikan.

Saya siap membantu Anda!

CARA KERJA PENANGKAL PETIR



Petir adalah peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa hujan baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus memanjang kearah bumi dan kemudian diikuti suara yang menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai mahluk hidup. PROSES TERJADINYA PETIR
Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :

1. Proses Ionisasi
2. Proses Gesekan antar awan

a. Proses Ionisasi
Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga kejadian Ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan padat (es) menjadi cair.
Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan akan memiliki beda potensial yang cukup untuk menyambar permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.
b.Gesekan antar awan
Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainya , dari proses ini terlahir electron-electron bebas yang memenuhi permukaan awan. proses ini bisa digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastic yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan kertas.
Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan terjadi karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.
PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA PETIR
Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya adalah Sambaran Petir. dan metode yang pernah dikembangkan:
1. Penangkal Petir Kovensional / Faraday / Frangklin

Kedua ilmuan diatas Faraday dan Frangklin mengketengahkan system yang hampir sama , yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian atas bangunan dan grounding . Sedangkan system perlindunga yang dihasilkan ujung penerima / Splitzer adalah sama pada rentang 30 ~ 45 ‘ . Perbedaannya adalah system yang dikembangkan oleh Faraday bahwa Kabel penghantar terletak pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai penerima sambaran, Berupa sangkar elektris atau biasa disebut sangkar Faraday.
2. Penangkal Petir RadioAktif
Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir , dan dihasilkan kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan yang dihasilkan oleh proses ionisasi , maka penggagalan proses ionisasi di lakukan dengan cara memakai Zat berradiasi misl. Radiun 226 dan Ameresium 241 , karena 2 bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan muatan listrik awan.
Sedang manfaat lain adalah hamburan ion radiasi akan menambah muatan pada Ujung Finial / Splitzer dan bila mana awan yang bermuatan besar yang tidak mampu di netralkan zat radiasi kemuadian menyambar maka akan condong mengenai penangkal petir ini.
Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya , berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian zat beradiasi dimasyarakat.
3. Penangkal Petir Elektrostatic
Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system penangkal petir Radioaktif , yakni menambah muatan pada ujung finial / splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar .
Perbedaan dari sisten Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk Penangkal Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi
MEKANISME KERJA PENANGKAL PETIR FLASH VECTRON


Penangkal petir Flash Vectron merupakan penangkal petir modern yang berbasis kerja E.S.E (Early Streamer Emission) Sistem ESE bekerja secara aktif dengan cara mengumpulkan ion dan melepaskan ion dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadinya sambaran petir. Pelepasan ion ke udara secara otomatis akan membuat jalur untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung Terminal Petir Flash Vectron ini dari pada areal sekitarnya. Dengan sistem ini akan meningkatkan areal perlindungan yang lebih luas dari pada sistem penangkal petir konvensional.
Disaat ada awan mendung melintas di atas bangunan yang dilindungi antipetir/penangkal petir Flash Vectron. Elektroda terpasang di dalam peralatan akan mengumpulkan dan menyimpan energi dari awan yang bermuatan listrik di dalam kapasitor yang mampu diisi ulang, setelah cukup besar kemudian dikirim ke unit ION GENERATOR. Ketika banyak energi petir di atmosfer maka awan menginduksi unit ION GENERATOR. Informasi ini di olah dalam unit Ion Generator untuk di manfaatkan sebagai memicu pelepasan energi. Akibat dari pelepasan energi yang menghentak ini akan menghasilkan lidah api penuntun ke udara (Streamer Leader) melalui Batang Utama penangkal petir Flash Vectron, lidah api penuntun ini yang kemudian di sambut oleh petir


Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir biasa berlontaran. Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri, antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi).

Mekanisme terjadinya sambaran petir dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Sambaran Perintis (Initial Leader)
Peralihan muatan ke tanah dimulai dengan sambaran yang menjalar ke dekat dasar daerah bermuatan negatip dengan sambaran yang menjalar kedekat dasar daerah bermuatan negatip dalam awan melalui beberapa tahapan. Tiap tahapan akan terlihat sebagai kilatan petir yang bertambah. hal ini disebabkan oleh udara yang terionisasi di ujung sambaran. sambaran perintis menuju ke tanah dengan kecepatan rata-rata 10^8 cm/detik melalui zig-zag. Sambaran ini membawa muatan negatip sepanjang lintasannya sehingga menciptakan medan magnet listrik dalam ruang antara ujung sambaran perintis dengan tanah.
2. Sambaran Balik (Return Stroke)
Pada saat sambaran perintis mencapai ketinggian tertentu dari permukaan bumi maka dimulailah sambaran bermuatan positip ke atas untuk menemui ujung sambaran perintis yang bermuatan negatip. Kilasan cahaya dari sambaran balik ini jauh lebih besar dari sambaran perintis. Sambaran balik menjalar melalui lintasan sambaran perintis yang terionisasi dengan kecepatan 3.10^9 cm/detik. Arus dari sambaran balik inilah yang menjadi arus utama petir yang berkisar 5 kA sampai 200 kA dengan nilai rata-rata arus puncak 20 kA.

Jika kita memperhatikan bahaya yang di akibatkan sambaran petir, maka sistem perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan di pasangnya penangkal petir eksternal (Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung dengan di pasangnya penangkal petir internal (Internal Protection) atau yang sering di sebur surge arrester serta pembuatan grounding system yang memadai sesuai standart yang telah di tentukan. sampai saat ini belum ada alat atau system proteksi petir yang dapat melindungi 100 % dari bahaya sambaran petir, namun usaha perlindungan mutlak dan wajib sangat di perlukan. Selama lebih dari 60 tahun pengembangan dan penelitian di laboratorium dan lapangan terus dilakukan, berdasarkan usaha tersebut suatu rancangan system proteksi petir secara terpadu telah di kembangan oleh Flash Vectron Lightning Protection “SEVEN POINT PLAN”.
Tujuan dari “SEVEN POINT PLAN” adalah menyiapkan sebuah perlindungan efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, “Seven Point Plan‘ tersebut meliputi :
 
 
1. Menangkap Petir Dengan cara menyediakan system penerimaan (Air Terminal Unit) yang dapat dengan cepat menyambut sambaran arus petir, dalam hal ini mampu untuk lebih cepat dari sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan besaran petirTerminal Petir Flash Vectron mampu memberikan solusi sebagai alat penerima sambaran petir karena desainnya dirancang untuk digunakan khusus di daerah tropis.
2. Menyalurkan Arus Petir
Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal petir sebagai alat penerima sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus dengan cepat disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalursesuai standart sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur bangunan atau membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.
3. Menampung Petir
Dengan cara membuat grounding system dengan resistansi atau tahanan tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau tahanan tanah untuk instalasi penangkal petir harus dibawah 3 Ohm.
4. Proteksi Grounding System
Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang digunakan untuk pembuatan grounding juga harus diperhatikan, jangan sampai mudah korosi atau karat, terlebih lagi jika didaerah dengan dengan laut. Untuk menghindari terjadinya loncatan arus petir yang ditimbulakn adanya beda potensial tegangan maka setiap titik grounding harus dilindungi dengan cara integrasi atau bonding system.
5. Proteksi Petir Jalur Power Listrik
Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk mencegah terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan listrik dan elektronik.
6. Proteksi Petir Jalur PABX
Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk pesawat faxsimile dan jaringan data.
7. Proteksi Petir Jalur Elektronik
Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti CCTV, mesin dll dengan memasang surge arrester elektronik

Cara menghitung daya listrik pada Perangkat Elektronik


 

Cara menghitung daya listrik pada Perangkat Elektronik


Pernah memperhatikan jumlah pemakaian listrik rumah anda pada rekening listrik? Bagaimana angka tersebut dapat terbentuk dan darimana asalnya? Jawabannya mudah saja, yaitu dari perangkat elektronik yang dipakai di dalam rumah. Seperti lampu, televisi, lemari es, mesin cuci, kipas angin dsb.
Jika kita membeli perangkat elektronik, seperti televisi, terdapat banyak tulisan kecil yang tercetak pada stiker di belakangnya. Salah satu dari tulisan tersebut kurang lebih seperti ini : POWER : 100 – 240V – 50/60Hz, 135 W.
Sedangkan pada meteran listrik, terdapat beberapa angka yang selalu diakhiri dengan tulisan KWH yang merupakan singkatan dari Kilo Watt per Hour.
Bagaimana hubungan antara Watt pada perangkat elektronik dengan Kilo Watt per Hour pada meteran listrik?
Dengan asumsi seperti contoh keterangan pada stiker di belakang televisi tadi, cara menghitung jumlah daya yang terpakai sesuai spesifikasi tersebut adalah sbb.:
  • pemakaian per menit : ((135 / 1000) x jumlah menit) / 60
  • pemakaian per jam : 135 / 1000 x 1
  • pemakaian per hari : (135 / 1000 ) x jumlah jam
  • pemakaian per bulan : ((135 / 1000) x rata-rata jumlah jam per hari) x 30
Jadi, untuk pemakaian televisi selama 8 jam / hari, maka perhitungannya sbb. :
  • pemakaian per hari : (135 / 1000 ) x 8 = 1,08 Kwh
  • pemakaian per bulan : ((135 / 1000) x 8) x 30 = 32,4 Kwh
*) asumsi 1 bulan = 30 hari


Strika Listrik…
Perhitungan pada perangkat elektronik dengan fitur otomatis (mis strika), anda harus memiliki perkiraan rata-rata lama waktu yang dibutuhkan saat lampu otomatis menyala kemudian mati sampai menyala kembali.
Misalnya pemakaian strika 350 watt dengan selang waktu lampu otomatis menyala – mati – kembali menyala = 2 menit, maka perhitungan rata-rata pemakaian daya adalah :
  • pemakaian per menit : ((350 / 1000) / 60) / 2 x jumlah menit
  • pemakaian per jam : (((350 / 1000) / 60) / 2) x 60
  • pemakaian per hari : ((((350 / 1000) / 60) / 2) x 60) x jumlah jam
  • pemakaian per bulan : (((((350 / 1000) / 60) / 2) x 60) x rata-rata jumlah jam per hari) x 30
Contoh Kasus I :
pemakaian strika 350 watt dalam sehari = 30 menit :
(((350 / 1000) / 60) / 2) x 30 = 0,0875 Kwh per hari
sehingga perhitungan sebulan menjadi :
((((350 / 1000) / 60) / 2) x 30) x 30 = 2,625 Kwh per bulan
Contoh Kasus II.A. :
pemakaian strika 350 watt dalam sehari = 3 jam :
((((350 / 1000) / 60) / 2) x 60) x 3 = 0,525 Kwh per hari
sehingga perhitungan sebulan menjadi :
(((((350 / 1000) / 60) / 2) x 60) x 3) x 30 = 15,75 Kwh per bulan
Tidak semua perangkat strika memiliki perbandingan jeda waktu menyala dan mati yang sama. Ada beberapa model perangkat strika memiliki fitur unik, seperti bagian untuk pelicin terbuat dari bahan logam penyimpan panas. Fitur seperti ini, umumnya dapat ditemukan pada perangkat strika berdaya besar namun mengkonsumsi daya listrik dalam waktu relatif sebentar dengan jeda waktu stand-by lebih lama.
Misalnya, strika berdaya 750 Watt dengan waktu pemanasan awal selama 3 menit. Konsumsi daya selanjutnya, hanya berlangsung 0,5 menit dan jeda waktu stand-by selama 2 menit. Maka perhitungan satu siklus menyala – mati – kembali menyala adalah 2,5 menit. Dalam 1 jam, siklus ini terjadi sebanyak :
60 / 2,5 = 24 kali
Jadi, perhitungan waktu pemakaian daya dalam satu jam adalah selama 24 x 0,5 menit = 12 menit. Sedangkan perhitungan waktu stand-by dalam satu jam berlangsung selama 24 x 2 menit = 48 menit.
Dengan demikian, perhitungan pemakaian daya per jam adalah ((750 / 1000) x (12 /60)) = 0,15 kwh atau 150 Watt. Maka, detail perhitungan waktu pemakaian daya menjadi :
pemakaian per menit : ((750 / 1000) x (12 / 60)) x jumlah menit / 60
pemakaian per jam : ((750 / 1000) x (12 / 60))
pemakaian per hari : ((750 / 1000) x (12 / 60)) x jumlah jam
pemakaian per bulan : ((750 / 1000) x (12 / 60)) x rata-rata jumlah jam sehari x 30
Contoh Kasus II.B :
pemakaian strika 750 Watt dalam sehari = 3 jam :
((750 x 1000) x (12 / 60)) x 3 = 0,15 x 3 = 0,45 kwh per hari atau 450 Watt per hari
sehingga perhitungan pemakaian dalam sebulan menjadi :
(((750 x 1000) x (12 / 60)) x 3) x 30 = (0,15 x 3) x 30 = 0,45 x 30 = 13,5 kwh per bulan
Untuk hasil yang lebih mendekati, tambahkan nilai proses pemanasan selama 3 menit di awal pemakaian sebesar ((750 / 1000) x (3 / 60)) = 0,0375 kwh.
Sehingga untuk perhitungan pemakaian sehari selama 3 jam menjadi 0,45 + 0,0375 = 0,4875 kwh atau 487,5 Watt per hari. Maka, dalam sebulan menjadi 0,4875 x 30 = 14,625 kwh.


Teko Listrik dan Lemari Es / Kulkas…
Perangkat elektronik (yang berdaya besar) yang dipakai hanya sebatas saat dibutuhkan, tidak akan meng-akumulasi-kan pemakaian secara ekstrim. Misalnya seperti teko listrik berdaya 600 Watt yang menyala dalam waktu 10 menit dan akan mati secara otomatis. Jika digunakan hanya sekali dalam sehari maka :
Contoh Kasus III :
pemakaian per hari : ((600 / 1000) x 10) / 60 = 0,1 Kwh per hari
sehingga pemakaian per bulan : 0,1 x 30 hari = 3 Kwh per bulan.
Berbeda halnya dengan lemari es. Walau pun konsumsi daya dibutuhkan relatif kecil (rata-rata konsumsi daya listrik 75 Watt), lama nyala yang dibutuhkan dalam sehari adalah 24 jam. Sehingga perhitungannya adalah :
Contoh Kasus IV :
pemakaian per hari : (75 / 1000) x 24 = 1,8 Kwh per hari
sehingga pemakaian per bulan : 1,8 x 30 hari = 54 Kwh per bulan.


Adaptor pada Laptop / Notebook & PSU pada PC Desktop…

Pada beberapa perangkat elektronik tertentu seperti laptop, sumber daya selain baterei, menggunakan adaptor sebagai input daya agar dapat dinyalakan langsung dari stopkontak. Besar daya yang dikonsumsi sebenarnya, ditunjukkan oleh tulisan INPUT bukan OUTPUT sebagaimana tercetak pada stiker yang menempel di badan adaptor.
Misalnya :
INPUT : 100-240V ~ 1.6A  50/60Hz
OUTPUT : 19.0V — 4.74A  90W Max.
Satuan daya yang dicontohkan di atas menggunakan satuan Ampere. Untuk mengetahui pemakaian dalam satuan Watt, harus dikonversi terlebih dulu menggunakan rumus :
Voltase x Ampere = Watt
Dengan asumsi voltase pada umumnya adalah 220 Volt, maka pemakaian daya sebenarnya untuk mengoperasikan langsung dari stopkontak adalah :
220 Volt x 1.6 Ampere = 352 Watt
Dengan demikian, perhitungan pemakaian daya menjadi :
  • pemakaian per menit : (((352 / 1000) x jumlah menit) / 60
  • pemakaian per jam : (352 / 1000) x 1
  • pemakaian per hari : (352 / 1000) x jumlah jam pemakaian dalam sehari
  • pemakaian per bulan : ((352 / 1000) x rata-rata jumlah jam pemakaian dalam sehari) x 30
Contoh Kasus V :
Untuk pemakaian laptop selama 5 jam dalam sehari :
(352 / 1000) x 5 = 0,352 x 5 = 1,76 Kwh per hari
sehingga pemakaian per bulan :
1,76 x 30 = 52,8 Kwh per bulan
Sedangkan konsumsi / pemakaian daya untuk PC Desktop anda harus mengetahui besar kapasitas dari Power Supply Unit (PSU) yang ada di dalam CPU. Anda dapat membaca ulasannya lebih lengkap pada  

Komputer dan Kualitas Daya Listrik.


Konsumsi Daya Pompa / Mesin Air…
Konsep yang mirip digunakan juga pada konsumsi daya mesin pompa air sumur. Namun, biasanya unit ini menggunakan satuan VA (Volt Ampere) sebagai satuan input daya. Stiker yang menempel di badan pompa, biasanya hanya mencantumkan nilai OUTPUT yang dapat dihasilkan oleh mesin. Untuk mengetahui besaran nilai INPUT-nya, anda harus mencari (jika dicantumkan) pada lembar manual.
Perangkat yang menggunakan satuan daya VA, umumnya menyertakan nilai Faktor Daya (Power Factor) pada lembar manual. Nilai ini berfungsi untuk mendapatkan nilai daya sebenarnya (Watt) yang dimiliki oleh perangkat. Anda harus meng-kali-kan nilai Faktor Daya sesuai dengan yang tertera pada manual untuk memperoleh daya sebenarnya. Jika nilai Faktor Daya tidak diketahui / dicantumkan, anda dapat menggunakan angka 0,8 sebagai nilai Faktor Daya terendah pada umumnya. Rumus yang dipergunakan adalah :
Volt Ampere x Faktor Daya = Watt
Pada umumnya, INPUT daya yang dibutuhkan mesin pompa air sumur berdaya tarik 9 meter adalah 350 VA. Dengan demikian, besaran daya sebenarnya (Watt) yang dibutuhkan adalah :
350 VA x 0,8 = 280 Watt
Sehingga, pemakaian daya sebenarnya adalah :
  • pemakaian per menit : (((280 / 1000) x jumlah menit) / 60
  • pemakaian per jam : (280 / 1000) x 1
  • pemakaian per hari : (280 / 1000) x jumlah jam pemakaian dalam sehari
  • pemakaian per bulan : (280 / 1000) x rata-rata jumlah jam pemakaian dalam sehari) x 30
Contoh Kasus VI :
Rata-rata waktu pemakaian pompa selama sehari = 50 menit :
((280 / 1000) x 50 ) / 60 = (0,28 x 50) / 60 = 14 /60 = 0,23 Kwh per hari
sehingga pemakaian per bulan :
0,23 Kwh x 30 hari = 6,9 Kwh per bulan
Contoh Kasus VII :
Rata-rata waktu pemakaian pompa dalam sehari = 1 jam 20 menit
((280 / 1000) x 80 ) /60 = (0,28 x 80) / 60 = 22,4 / 60 = 0,37 Kwh per hari
sehingga pemakaian per bulan :
0,37 Kwh x 30 hari = 11,1 Kwh per bulan


Fitur Otomatis pada Perangkat Elektronik…
Beberapa perangkat elektronik yang banyak beredar dan dipakai umum, memiliki fitur pemicu otomatis dalam mengkonsumsi daya. Seperti pompa air sumur, AC (Air Conditioner), strikaan, oven listrik, rice cooker dll. Fitur seperti ini tidak selalu sama antara masing-masing jenis perangkat. Kondisi yang menjadi pemicu untuk mengkonsumsi daya pun berbeda-beda. Misalnya, pompa air sumur dengan fitur otomatis menggunakan tekanan udara sebagai pemicu pemakaian daya. Tekanan udara yang digunakan berada dalam tabung silinder. Ketika kran air dibuka, tekanan air dalam pipa akan berkurang. Mesin pompa akan diaktifkan secara otomatis pada kondisi ini, dan baru berhenti ketika kran dimatikan yang menyebabkan tekanan air dalam pipa menguat hingga akhirnya sama dengan tekanan udara dalam tabung silinder.
Beberapa perangkat lainnya, menggunakan perbedaan level suhu udara dalam sebuah ruangan terbatas yang telah diatur oleh pemakai sebagai fitur pemicu daya otomatis, seperti AC dan oven listrik. Unit pengatur level suhu udara ini (setahu saya) dinamakan thermostat.
Misalnya, mesin AC (Air Conditioner) akan mengkonsumsi daya saat pertama kali dinyalakan dan berhenti saat level suhu udara dalam ruangan sama dengan yang telah ditentukan oleh pemakai. Saat level udara berada diluar level suhu yang telah ditentukan, mesin otomatis akan kembali menyala untuk mendinginkan ruangan. Thermostat merupakan sensor yang “meraba” level suhu udara dalam ruangan yang kemudian disampaikan pada alat pemicu daya untuk mulai atau berhenti beroperasi sesuai level suhu sebagaimana telah ditentukan pemakai.
Sedangkan untuk perangkat seperti strikaan, kompor listrik dan lemari es, konsumsi daya ditentukan pada level suhu perangkat itu sendiri sebagaimana telah ditentukan pemakai. Jadi, konsumsi daya terjadi saat suhu perangkat berada diluar level yang ditentukan pemakai.
Perangkat seperti termos listrik atau rice cooker memiliki fitur otomatis sekali jalan, yaitu memasak (boiling / cooking) kemudian menjadikan tetap hangat (keep warmed). Sepintas, fitur ini mirip seperti fitur yang dimiliki AC. Namun, jauh berbeda pada prakteknya. Fitur “keep warmed” akan mengkonsumsi daya dalam jumlah tetap dan sama selamanya tanpa berhenti.
Walaupun kondisi yang menjadi pemicu berbeda, konsep yang digunakan adalah sama, yaitu tetap menjaga keadaan yang sama sebagaimana diinginkan pemakai. Fitur pemicu daya otomatis seperti yang telah dijelaskan diatas, membuat pemakaian daya tidak selalu sama sebagaimana spesifikasi perangkat.
Misalnya, spesifikasi pemakaian daya pada AC berkapasitas 1/2 PK adalah 320 Watt. Daya yang dikonsumsi perangkat memang benar 320 Watt, namun tidak terus menerus selama 1 jam penuh. Jeda waktu mesin bekerja untuk proses pendinginan sangat bergantung dari informasi yang disampaikan oleh sensor thermostat. Asumsikan mesin menyala selama 10 menit dan berhenti selama 5 menit dalam sekali proses pendinginan. Dalam 1 jam, terdapat jeda waktu 20 menit mesin berhenti mengkonsumsi daya. Jadi, pemakaian daya sebenarnya selama 1 jam hanyalah 40 menit. Jika dihitung pemakaian daya sebenarnya dalam 1 jam adalah :
((320/1000) x 40) / 60 = (0,32 x 40) / 60 = 12,8 / 60 = 0,213 kwh
Untuk penggunaan AC selama 6 jam akan membutuhkan daya sebesar :
0,213 x 6 = 1,28 kwh
Hal ini akan berbeda jika kita menghitung pemakaian daya per jam berdasarkan spesifikasi yang tercantum selama 6 jam penuh :
0,320 x 6 = 1,92 kwh
Terdapat selisih pemakaian daya sebesar 0,1067 kwh per jam. Seandainya pemakaian setiap hari selama 6 jam dalam 1 bulan, maka selisihnya menjadi : 19,206 kwh. Pembahasan lebih jauh mengenai perilaku konsumsi daya oleh AC, dapat anda lihat di artikel : Cara menghitung Biaya Listrik Perangkat Elektronik
Ada jenis fitur otomatis yang dapat diperkirakan konsumsi daya rata-rata selama 1 jam. Perangkat yang memiliki fitur otomatis seperti itu biasanya mencantumkan spesifikasi dua pemakaian daya, yaitu pemakaian penuh yang dikodekan dengan tulisan INPUT (atau POWER) dan rata-rata yang dikodekan dengan tulisan AVR (Average). Gunakan nilai yang dikodekan dengan tulisan AVR untuk menghitung pemakaian daya sebenarnya, karena nilai tersebut sudah diperhitungkan oleh pabrikan pembuat perangkat untuk pemakaian normal pada umumnya.
Jika spesifikasi pemakaian daya rata-rata (AVR) tidak dicantumkan, maka anda harus mengetahui kondisi kapan waktu tanpa konsumsi daya atau kondisi waktu konsumsi daya dalam jumlah kecil mulai diaktifkan. Sehingga perhitungan hasil pemakaian daya yang diperoleh menjadi lebih akurat.


Memastikan kebenaran hasil perhitungan…
Guna mengetahui kebenaran perhitungan yang telah dilakukan (per hari / per bulan), anda harus memiliki nilai pembanding sebagai tolok ukur dari hasil perhitungan. Dalam hal ini, lebih baik untuk melihat jumlah pemakaian daya pada rekening tagihan bulanan periode bulan sebelumnya.
Jadi, jika pada rekening listrik bulanan tertera angka pemakaian bulan berjalan (misalnya) = 235 Kwh, maka anda dapat membagi dengan jumlah hari dalam bulan bersangkutan sehingga diperoleh pemakaian rata-rata per hari, yaitu : 235 / 30 = 7,833 per hari. Nilai tersebut cukup layak untuk dijadikan sebagai parameter.
Toleransi lebih-kurang yang terjadi biasanya berada pada kisaran 0,05 Kwh (biasanya selisih perkiraan perhitungan lama pemakaian lampu) per sehari, antara nilai rata-rata yang di peroleh dari rekening dengan total perhitungan pemakaian setiap perangkat.
Jika toleransi lebih-kurang berada pada kisaran 1- 2 Kwh per hari, maka ada dua kemungkinan :
  1. kekurangan atau kelebihan menghitung pemakaian perangkat yang ada
  2. terjadi pemakaian yang tidak diketahui
Jika kecenderungan yang terjadi pada kemungkinan kedua, sebaiknya anda memeriksa instalasi kabel listrik di rumah anda. Sebagai langkah awal, anda dapat mematikan semua perangkat elektronik (mencabut steker dari stopkontak) yang menyala di rumah. Kemudian lihat pada meteran listrik, tunggu beberapa saat apakah piringan penghitung meteran masih berputar. Jika perputarannya cukup cepat, maka ada pemakaian daya yang terbuang sia-sia. Saya pun tidak tahu apa penyebabnya. Namun, kondisi itu ikut tercatat sebagai pemakaian biasa. Jika perputarannya (sangat) lambat, anda tidak perlu terlalu menghiraukannya.
Seandainya tidak ada masalah pada instalasi kabel listrik dan masih terjadi selisih lebih dari yang anda hitung dengan nilai rata-rata per hari di rekening, sebaiknya coba mulai mengingat-ingat kembali frekuensi waktu penggantian rata-rata lampu di rumah anda. Frekuensi mengganti lampu non bohlam (akibat putus) sebanyak 1 kali setahun pada rumah-lampu yang sama, menurut saya, sebaiknya anda memasang stabilizer di rumah anda. Karena, terdapat kemungkinan berasal dari kondisi voltase yang tidak stabil.
Sebenarnya anda dapat melakukan “cross check” secara manual dengan angka yang tertera pada meteran listrik sebagaimana saya lakukan dalam memastikan kebenaran rumus-rumus di atas. Setiap hari, pukul 07.00 saya mencatat seluruh angka yang tercantum pada meteran dan pada pukul 07.00 keesokkan harinya tindakan tersebut kembali dilakukan. Selisih angka pada hari ini dikurangi dengan kemarin inilah yang dijadikan sebagai parameter. Kesulitannya adalah menentukan jumlah waktu pemakaian elektronik tertentu yang dipakai secara tidak konsisten (tetap) dalam rumah, seperti komputer, televisi, strika, mesin cuci, pompa air dan lampu penerangan. Bagi rumah dengan penghuni lebih dari 2 orang, agak sulit untuk mendapatkan satu nilai pasti dari pemakaian listrik secara keseluruhan. Diperlukan toleransi hingga nilai tertentu agar perhitungan yang telah dilakukan dapat diterima dengan realistis. Atau dapat dengan cara mengklasifikasikan perangkat elektronik dengan pemakaian listrik yang paling statis (lemari es) hingga paling dinamis (komputer).
Tindakan “cross check” ini dilakukan ± 3 bulan sebelum saya benar-benar yakin bahwa selisih yang terjadi antara total perhitungan secara manual dengan angka yang tertera pada meteran akibat pemakaian dari lampu penerangan dalam rumah. Sampai akhirnya, seluruh penerangan dalam rumah pun menggunakan timer otomatis mingguan untuk mendapatkan nilai sebenarnya dari pemakaian daya per hari di rumah saya. Tindakan yang berlebihan? Satu hal pasti dari penggunaan timer otomatis mingguan ini, yaitu lampu akan mati dengan sendirinya dalam satu hari dan kembali menyala sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Setidaknya, hal tersebut dapat memperpanjang umur lampu. Terlebih lagi jika instalasi kabel listrik seluruh rumah sudah benar dan dilengkapi dengan stabilizer. Anda akan melupakan waktu terakhir anda membeli / memperbaiki perangkat elektronik yang ada di rumah.


Semoga bermanfaat…

Realisasi Menghemat Energi Listrik




Selama ini, stabilizer cenderung dianggap hanya sebagai sebuah perangkat yang berfungsi untuk menstabilkan voltase saja. Cuma itu, tidak ada fitur dan kelebihan lain yang dimiliki oleh stabilizer. Jika dilihat secara fisik stabilizer, anggapan tersebut memang benar demikian adanya. Namun, jika dilihat dari efek yang dihasilkan, banyak manfaat bisa diperoleh selain kestabilan voltase listrik.
Hingga tulisan ini diturunkan (2013), saya belum menemukan informasi yang menjelaskan efek seperti apa yang bisa dihasilkan dengan melakukan pemasangan stabilizer. Hal ini, membuat satu kerumitan tersendiri untuk dapat menjelaskan batas manfaat yang sebenarnya bisa diperoleh dari keberadaan sebuah stabilizer. Pada artikel ini, saya mencoba untuk menyajikan sebuah informasi yang mungkin bisa dijadikan sebagai sebuah gambaran mengenai batas manfaat stabilizer dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
icon.top.par

Kumpulan struk bukti pembayaran listrik periode 2006 s/d 2012
Dibawah ini, saya lampirkan struk bukti pembayaran listrik (pasca bayar) mulai Februari 2006 s/d Desember 2012 di rumah saya. Data-data yang sekiranya tidak berhubungan dengan fokus pembahasan artikel ini, tidak saya tampilkan. Karena fokus informasi yang dibutuhkan adalah pergerakan nilai pemakaian daya setelah pemasangan stabilizer dilakukan.
Instalasi stabilizer yang pertama saya kerjakan di rumah adalah pada sekitar awal bulan November 2005, tidak lama sebelum struk pembayaran tagihan listrik bulan February 2006 saya terima. Disini, saya hanya menyertakan struk bukti pembayaran periode setiap awal tahun saja. Karena perubahan pergerakan nilai pemakaian daya, akan terlihat lebih mudah dipahami dari perhitungan rata-rata per bulan selama satu tahun.
Untuk mendapatkan nilai rata-rata pemakaian daya per bulan dalam setahun, dilakukan dengan mengurutkan setiap struk bukti pembayaran berdasarkan urutan tahun termuda hingga tertua. Kemudian mengurangi nilai awal antara dua struk bukti pembayaran bulan Januari dari masing-masing urutan per tahun.
Data yang saya lampirkan disini dimulai pada bulan February 2006 karena hanya mulai dari periode tersebut yang dapat saya sajikan. Nilai pemakaian daya pada awal tahun 2007, dikurangi nilai awal bulan February 2006. Kemudian di bagi 11 bulan sehingga diperoleh nilai rata-rata pemakaian daya per bulan pada tahun 2006. Sedangkan untuk tahun-tahun selanjutnya ( > 2006), tetap dibagi dengan 12 bulan.kumpulan.struk.PLN.2.small
Setelah semua data dirangkum dalam sebuah tabel, maka hasilnya menjadi seperti gambar tabel di bawah ini :
Pemakaian Daya per Bulan
Gambar : Tabel Pemakaian Daya periode 2006 s/d 2012
Selama empat tahun semenjak pemasangan stabilizer, cukup banyak yang saya kerjakan untuk mencari cara dalam mengefektifkan pemakaian perangkat elektronik. Perangkat elektronik yang dijadikan sebagai eksperimen termasuk kategori perangkat elektronik umum dipakai sehari-hari. Jadi, disini saya juga mencoba mengetahui jumlah dasar pemakaian daya yang sebenarnya dibutuhkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari secara umum di rumah tinggal. Perangkat-perangkat elektronik / listrik tersebut adalah : lampu penerangan, kulkas, rice cooker, televisi, mesin cuci dan strika.
Di akhir tahun keempat, saya mendapatkan nilai akhir yang sebenarnya saya butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di rumah, yaitu pada kisaran rata-rata 7 kwh per hari atau 210 kwh sebulan. Perlu diperhatikan, nilai rata-rata 7 kwh per hari adalah nilai yang berlaku bagi saya pribadi. Bukan berlaku umum.
icon.top.par

Kenaikan pemakaian daya tahun 2010?
Setelah itu, tahun 2010, saya kembali mengerjakan eksperimen untuk membuat jalur sirkulasi udara di dalam rumah. Proyek tersebut sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2001, namun terhenti pada tahun 2002 karena banyak masalah yang terjadi pada perangkat elektronik di rumah. Proyek kembali dilanjutkan dan pada (kira-kira kwartal ke-2) tahun 2012, pengerjaan eksperimen sirkulasi udara saya hentikan pengerjaan-nya setelah terasa “cukup” untuk mengakomodasi udara bersih selama 24 jam di dalam rumah dengan tingkat kelembaban rata-rata (relative humidity) 65% – 75% (sebelumnya 75% s/d 80%) per hari setiap bulan selama setahun. Namun, dibutuhkan bantuan 3 unit kipas audio (@ 0,14 Ampere) yang menyala selama 18 jam setiap hari dengan menggunakan timer sebagai pengatur nyala-mati kipas.
Eksperimen itulah yang menjadi penyebab kenaikan rata-rata pemakaian daya per bulan di tahun 2010. Hasil eksperimen itu juga yang menyebabkan nilai pemakaian daya per bulan hingga saat ini tidak pernah turun hingga sekarang. Namun, jika fungsi kipas untuk sirkulasi udara dimatikan, maka nilai pemakaian daya akan kembali pada kisaran angka 210 kwh (7 kwh per hari). Namun demikian, saya menjadi yakin sepenuhnya bahwa kelebihan pemakaian daya sebesar 35 kwh, benar-benar digunakan untuk pengoperasian ketiga unit kipas tersebut.
icon.top.par

Perhitungan nilai efisiensi pemakaian daya
Sekarang, mari kita hitung berapa besar pemakaian daya yang saya berhasil efisiensikan dengan stabilizer hingga sebelum eksperimen pembuatan jalur sirkulasi udara tahun 2010..
Pada tabel pemakaian daya di atas, yang menjadi parameter nilai awal setiap tahunnya adalah nilai rata-rata pemakaian daya pada akhir tahun 2005 (368 kwh). Nilai 368 kwh itu sendiri, saya peroleh dari pencatatan manual pemakaian daya selama tahun 2005 yang di rata-rata kan. Apakah nilai rata-rata pemakaian daya sebesar 368 kwh cukup relevan dijadikan nilai penentu?
Dengan asumsi : seandainya pemasangan stabilizer tidak pernah dikerjakan pada akhir tahun 2005; saya rasa, menggunakan nilai 368 kwh sebagai parameter awal pengurangan pemakaian daya dapat diterima dengan wajar.
Jika keempat periode efisiensi pemakaian daya tersebut di total, maka pada awal tahun 2010 saya telah berhasil mengefisienkan pemakaian daya listrik sebesar :
2006 => (368 – 352,54) x 12 =  15,46 x 12 = 185,52
2007 => (368 – 324,33) x 12 = 43,67 x 12 = 524,04
2008 => (368 – 235,5) x 12 = 132,5 x 12 = 1590
2009 => (368 – 208) x 12 = 160 x 12 = 1920
Total : 185,52 + 524,04 + 1590 + 1920 = 4219,56 kwh selama 4 tahun
Dengan asumsi seperti yang telah disebutkan di atas, seandainya tidak dilakukan pemasangan stabilizer di akhir tahun 2005, maka pada tahun 2009 saya menderita kerugian atas pemakaian daya secara sia-sia sebesar 4.219,56 kwh.
Seandainya nilai tersebut dikonversikan ke dalam nilai rupiah per kwh pada awal tahun 2006 sebesar Rp. 634,3,- per kwh, maka jumlah biaya yang bisa dihemat adalah sebesar 4.219,56  kwh x Rp. 634,3,- = Rp. 2.676.466,91,-.
Nilai rupiah sebesar itu telah melunasi harga dua unit stabilizer + ongkos pasang + kabel yang saya keluarkan 3 – 4 tahun yang lalu (bahkan masih bersisa) pada akhir tahun 2005 dan awal 2007 sebesar total Rp. 2.000.000,-.
Baiklah, karena saya tidak memiliki struk bukti pembayaran listrik selama periode tahun 2005, sekarang kita ubah parameter hitungan awalnya berdasarkan rata-rata pemakaian daya per bulan tahun 2006. Hitungannya sebagaimana tertera di bawah :
2007 => 352,54 – 324,33 = 28,21 x 12 = 338,52
2008 => 352,54 – 235,5 = 117,04 x 12 = 1404,48
2009 => 352,54 – 208 = 144,54 x 12 = 1734,48
Total : 3477,48 kwh x Rp. 634,3,- = Rp. 2.205.765,56,-
Seandainya saya tidak melakukan tindakan efektifitas penggunaan perangkat elektronik di rumah, maka total nilai pemakaian daya yang dapat dihemat dengan menggunakan dua stabilizer saja selama 3 tahun adalah :
352,54 – 324,33 = 28,21 x 3 x 12 = 1015,56 kwh
Atau sama dengan 1015,56 x Rp. 634,3,- = Rp. 644.169,71,-
Tidak ada masalah dari sisi mana perhitungan hendak dilakukan, yang pasti, keberadaan dua unit stabilizer tersebut tetap membawa keuntungan. Lalu, bagaimana dengan perhitungan sisa periode tahun 2010 hingga saat ini? Itu adalah keuntungan murni yang saya peroleh setelah kedua nilai harga stabilizer berhasil lunas dengan sendirinya dari pengurangan pemakaian daya tahun 2006 s/d 2009.
icon.top.par

Perbedaan penyampaian informasi awal
Mungkin ada di antara anda yang memperhatikan, “Mengapa pada artikel-artikel lain, tidak pernah disebutkan mengenai keberadaan unit stabilizer kedua?”. Saya mohon maaf untuk itu. Tidak disebutkan keberadaan stabilizer kedua, bisa jadi memang sebuah kesalahan. Hal itu dilakukan, karena hingga saat ini, saya sendiri masih tidak yakin sejauh mana efektifitas kegunaannya. Realita yang saya peroleh dari pemasangan stabilizer pertama adalah terlihat adanya efektifitas terhadap efisiensi pemakaian daya dan daya tahan perangkat elektronik. Setelah pemasangan stabilizer kedua, perbedaan hanya ditemukan bahwa hampir tidak pernah terdengar lagi suara dari masing-masing stabilizer saat terjadi penyesuaian voltase.
Perbedaan kinerja antara menggunakan satu dengan dua unit stabilizer terpasang paralel, saya rasa, pasti ada. Terbaginya kerja penyesuaian pemakaian daya pada kedua unit stabilizer, secara tidak langsung akan meringankan dan memperpanjang umur ketahanan dari masing-masing unit. Tetapi, apakah hal itu juga dapat menambah efisiensi pemakaian daya? Saya sendiri agak meragukannya. Saya tidak pernah mencoba kinerja satu atau dua unit stabilizer, baik secara terpisah maupun bersamaan, tanpa melibatkan aktivitas penggunaan listrik sehari-hari di rumah.
Tindakan menambah unit stabilizer kedua ini, lebih cenderung dikarenakan obsesi pribadi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Apakah pada akhirnya tindakan tersebut masih berada dalam ruang lingkup tujuan untuk membenahi kualitas listrik, sudah tidak dipedulikan lagi. Berdasarkan rangkuman pemakaian daya yang tertera di struk bukti pembayaran, memperlihatkan tindakan tersebut membawa efek positif cukup besar terhadap nilai penghematan pemakaian daya. Sejauh mana efek positif tersebut dapat diketahui benar-benar merupakan hasil dari pemasangan unit stabilizer kedua, agak sulit untuk dipastikan hubungannya. Karena pada saat bersamaan, saya melakukan beberapa eksperimen cara meng-efektif-kan pemakaian perangkat elektronik di rumah.
Jadi, apakah tindakan penambahan unit stabilizer ke dua perlu dilakukan juga?
Secara profesional, saya tidak menyarankannya. Tidak ada informasi yang menyatakan tindakan tersebut benar-benar dapat digunakan untuk menekan pemakaian daya / menghemat energi listrik.
Secara pribadi, merealisasikan tindakan tersebut adalah sesuatu hal tanpa beban kerugian apa pun (nothing to loose). Keberadaan unit stabilizer kedua, sudah pasti akan membawa efek positif lebih besar terhadap daya tahan perangkat stabilizer yang telah terpasang sebelumnya. Kalau (ternyata) bisa lebih dari itu, bagi saya, merupakan sebuah bonus tidak terduga yang menyenangkan.
icon.top.par

Perbedaan hasil pencapaian
Ada keadaan yang perlu saya per jelas disini, bahwa hasil penghematan energi listrik yang saya kerjakan belum tentu sama dengan hasil yang akan anda peroleh. Tindakan menghemat energi di rumah adalah sebuah hasil analisa dari logika dan seni berinovasi, bukan sebuah hasil dari teori hitungan ilmu pasti. Dalam hal ini, kita membicarakan mengenai cara mengurangi pemakaian energi listrik tanpa mengubah dasar kenyamanan hidup sehari-hari. Bukan mengurangi kenyamanan hidup sehari-hari agar pemakaian energi listrik dapat dikurangi.
Hasil penurunan pemakaian daya pada tabel di atas, di batasi oleh kewajaran tingkat kenyamanan yang saya inginkan. Nilai terendah dari pemakaian rata-rata per bulan selama tahun 2009 sebesar 208 kwh di atas masih bisa ditekan lebih rendah lagi. Saya pernah melakukannya hingga menyentuh nilai 180 kwh dalam sebulan. Tetapi, nilai tersebut telah melampaui batas kenyamanan saya di rumah. Atau, telah melewati batas nilai wajar berdasarkan versi yang saya telah tetapkan untuk menjalani kehidupan sehari-hari di rumah.
Parameter batas nilai wajar setiap orang sangat tergantung pada pengaruh kebiasaan hidup dan lingkungan sekitarnya sehari-hari. Tindakan inovasi menghemat energi bukanlah tentang sebuah prestasi dengan ukuran hasil akhir menang atau kalah. Ini adalah masalah mengenai usaha untuk mengetahui jumlah energi listrik yang sebenarnya diperlukan, guna memenuhi kebutuhan hingga tingkat kenyamanan hidup sehari-hari di rumah berdasarkan ukuran kita sendiri.
Jadi, berapa pun besar efisiensi pemakaian daya yang bisa dihasilkan, tidak ada yang salah, selama itu masih berada dalam batas toleransi kenyamanan hidup kita. Tujuan terpenting dari semua ini adalah kita benar mengetahui dan menyadari bahwa energi listrik yang telah kita pakai, benar-benar digunakan secara maksimal. Tidak ada energi listrik terbuang sia-sia yang harus kita bayar ke PLN.
icon.top.par

Hasil Rekayasa?
Adalah wajar jika anda memiliki keraguan atas informasi pemakaian daya yang saya sajikan di atas. Memang merupakan tindakan yang tidak lazim untuk menghemat listrik menggunakan stabilizer. Saya tidak menyalahkan seandainya ada pihak yang beranggapan informasi / data di atas adalah hasil rekayasa. Alternatif cara menghemat listrik menggunakan stabilizer yang saya sajikan di beberapa artikel di situs ini memiliki dasar konsep yang sangat sederhana, yaitu menekan / mengurangi pemakaian daya secara sia-sia yang diakibatkan oleh dinamika pergerakan voltase. Hanya itu saja yang menjadi dasar penerapannya, tidak ada tehnik lain.
Saya per-silah-kan anda untuk mempelajari lebih jauh kebenaran angka yang tertera di atas jika memang itu meragukan. Bagi saya, bisa memberikan sebuah pandangan baru / solusi untuk menjadikan hidup sedikit lebih baik adalah hal yang menyenangkan. Keuntungan yang telah saya peroleh dari inovasi membenahi keberadaan listrik di rumah, merupakan milik pribadi saya sendiri. Saya tidak dapat membagikan fisik keuntungan tersebut kepada anda, namun saya bisa menceritakan bagaimana cara yang telah di kerjakan untuk mendapatkan keuntungan tersebut.
Semua cara dan tindakan yang dijabarkan dalam artikel-artikel mengenai listrik di situs ini adalah pengetahuan umum / cara praktis dalam menangani listrik di rumah. Dimana semua itu dideskripsikan dan dipraktekkan oleh seorang awam di bidang listrik. Menciptakan kondisi hemat energi di rumah bukan merupakan hal yang mustahil. Siapa pun dapat mengerjakannya selama mengikuti aturan main tentang listrik yang berlaku, termasuk anda. Ini hanyalah masalah niat mewujudkan saja.
Saya berharap, meski pun jauh dari sempurna, artikel-artikel dalam situs ini bisa menjadi referensi umum untuk mengawali dan membangun kondisi hemat energi di rumah anda. Cukup banyak kekurangan dari artikel-artikel tersebut yang masih harus dilengkapi maupun disempurnakan cara penyampaiannya. Hal tersebut terjadi karena terkendala keterbatasan saya di bidang listrik. Saya akan tetap berusaha membuat semua itu menjadi lebih baik sesuai dengan kemampuan yang ada.
Semoga informasi yang disajikan tabel di atas, dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk anda sebagai gambaran mengenai tindakan meng-efektif-kan penggunaan perangkat elektronik di rumah. Tentu saja, dengan kesesuaian spesifikasi kabel pada jaringan kabel yang terpasang di rumah dan menggunakan stabilizer sebagai perangkat dasar penghasil kualitas listrik layak pakai.

Wali Electrical

Kami 
 


Dengan Tenaga kerja yang handal dan berpengalaman Siap melayani Anda untuk Pemasangan 

1 . Instalasi Listrik
2 . Telephone
3 . Kabel Data
4 . Fire Alarm
5 . CCTV
6 . Penangkal Petir

Hubungi Kami Segera   ......





!!!   *****   Harga Kompetitif   *****   !!!








Harga Instalasi Penangkal Petir




JASA PASANG PENANGKAL PETIR MURAH DAN AHLI PEMASANGAN ANTI PETIR :
 

PAKET PENANGKAL PETIR 3 AIP  Rp.2.500.000.

 *   Split Penangkal Atas                      2   Unit
 *   Split Bawah / Arde                          1   Unit
 *   Kabel BC25                                   15   Meter
 *   Pengeboran Max                             8   Meter

 *   Pipa Pralon 1/2"                             4    Unit
 *   Grounding ( Pembumian )              8    Meter

 *   Free Instalasi

PAKET PENANGKAL PETIR 4 AIP  Rp.3.500.000
 

 *  Split Penangkal Atas                       3     Unit
 *  Split Bawah / Aede                           1    Unit
 *  Kabel BC25                                    15    Meter
 *  Pengeboran Max                              8    Meter
 *  Pipa Pralon 1/2"                              4     Unit

 *  Grounding ( Pembumian )               8     Meter
 *  Free Instalasi
 

NB : * Bisa Disesuaikan Dengan Kebutuhan / Permintaan
        * Harga Paket Sudah Termasuk Pemasangan
        * Garansi

Harga Instalasi Fire Alarm


Adapun Harga Instalasi Fire Alarm System sebagai berikut:

Jasa Instalasi :
1. Upah instalasi Kabel Fire Alarm range 450.000 - 700.000
2. Setting addresseble 150.000 per port
3. Terminasi 25.000 per pcs
4. Upah bobokan 15.000 per meter
5. Upah perbaikan bobokan 25.000 per meter
6. Upah pengecatan 27.500 per meter


Harga Instalasi CCTV





Perusahaan yang bergerak dibidang jasa ahli pemasangan cctv murah dan jasa service setting cctv via internet seperti : blackberry, android dan ipad. Dibantu oleh teknisi yang ahli dibidang cctv yang berpengalaman. Menyediakan CCTV dan DVR dengan berbagai merk

PAKET CCTV MURAH YANG KAMI TAWARKAN :

  NO
JENIS BARANG
QTY
HARGA
1.
Paket CCTV 1

3.500.000

- CCTV Standart IR
2 Unit

- DVR (Alat Rekam 24 Jam)
1 Unit

 - HDD 80 Gb
1 Unit

- BNC/RCA
12 Pcs

- Adapter
8 Unit

- Kabel RG-6
20 Meter

- Kabel Power CCTV
20 Meter

- Free Instalasi
1 Lot
2.
Paket CCTV 2

4.500.000

- CCTV Standart IR
4 Unit

- DVR (Alat Rekam 24 Jam)
1 Unit

 - HDD 250 Gb
1 Unit

- BNC/RCA
12 Pcs

- Adapter
4 Unit

- Kabel RG-6
20 Meter

- Kabel Power CCTV
20 Meter

- Free Instalasi
1 Lot
3.
Paket CCTV 3

7.000.000

- CCTV Infra Red Camera ( Indor+Outdoor )
4 Unit

- DVR (Alat Rekam 24 Jam) + lookup via Internet
1 Unit

 - HDD 500 Gb
1 Unit

- BNC/RCA
12 Pcs

- Adapter
4 Unit

- Kabel RG-6
20 Meter

- Kabel Power CCTV
20 Meter

- Free Instalasi
1 Lot
4.
Paket CCTV 4

11.000.000

- CCTV Infra Red Camera
8 Unit

- DVR (Alat Rekam 24 Jam) + lookup via Internet
1 Unit

 - HDD 1 TB
1 Unit

- BNC/RCA
12 Pcs

- Adapter
4 Unit

- Kabel RG-6
20 Meter

- Kabel Power CCTV
20 Meter

- Free Instalasi
1 Lot

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money